Finally


My half


Sabtu, 19 Maret 2016 - Graduation day
Sama sekali tidak bisa diungkapkan  dengan kata-kata apa yang sudah aku capai saat ini. Setelah sekian lamanya, tepatnya  15 semester yang memakan 7.5 tahun masa perkuliahan, Iam officially graduated. Mungkin ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku selama 25 tahun  ini karena pada akhirnya gelar Sarjana Teknik yang teman-teman seangkatanku dapatkan duluan dimasa 4 tahun perkuliahan, akhirnya aku dapatkan juga.

 ***

Beribu syukur aku ucapkan ketika mengetahui bahwa aku masuk dalam daftar wisuda kala itu sampai ibuku yang mendengarnya langsung membuatkanku nasi kuning dan tetek bengeknya. Aku peluk ibuku kala itu sambil menangis dan aku sampaikan padanya bahwa kelulusanku ini memang aku persembahkan untuknya, dan ayahku juga tentunya. Tidak ada lagi orang terdekatku yang aku beri kabar selain Ceking dan krisna. Hanya merekalah orang terdekatku yang mengetahui bagaimana perjuanganku selama hampir 8 tahun lamanya. Merekalah yang selalu membaca chat-chat panjangku ketika aku menghadapai ke-putus asa-an terhadap perkuliahan yang sangat amat teramat memuakkan pada waktu itu. Thank You Guys 😉

Tidak lupa aku berterimakasih ke Mbak Yu yang sudah sangat berjasa dalam meminjamkan laptopnya ketika semua orang  yang aku kenal, yang aku kira akan bersimpatik padaku ketika aku menghadapi kesusahan pada waktu itu. Laptopku tiba-tiba mati total satu minggu sebelum sidang. Dan mbak yu datang dengan tawaran laptopnya bagaikan fatamorgana di padang sahara, yang pastinya dia juga membutuhkan laptopnya kala itu, dan memilih untuk meminjamkannya padaku. Satu minggu.

Dan Levina partner Tugas akhirku, partner begadangku, hingga hari demi hari yang sudah kita lalui hanya untuk mengingatkan satu sama lain bahwa lulus yang tinggal sejengkal ini harus diraih.
ST memang sudah  di depan mata....

 ***

Sebagai cerita,
Aku sendiri memilih Jurusan Interior di salah satu institut negri kebanggan kota Surabaya, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya atau biasa disebut ITS, atas dasar saran dari ayahku. Kebetulan jurusan yang aku idam-idamkan dari pertama menginjakkan kaki di bangku SMA adalah Arsitektur (paling tidak relate dengan jurusan yang aku inginkan). Sayang keberuntunganku menjadi arsitektur pada nantinya beralih menjadi desainer interior ketika jurusan arsitektur yang aku ambil pada tes snmptn kala itu aku dapatkan di universitas Brawijaya Malang. Aku lepaskan kesempatan untuk menempuh pendidikan arsitekku di Malang karena aku tidak ingin berkuliah jauh dari rumah. Hanya alasan yang sangat sepele sebenarnya.

Selisih dari satu hari sebelum pengumuman snmptn, aku sudah lebih dulu mengetahui bahwa tes UMDES (ujian masuk sekolah desain) yang aku ikuti pada waktu itu mengumumkan kelolosanku. Dan dengan begitu yakinnya ayahku menyetujuiku untuk bersekolah di institut kebanggan para insinyur seluruh Indonesia. Jurusan yang aku ambil yaitu Desain Interior yang masih satu fakultas dengan Arsitektur, sipil, dan jurusan yang berhubungan dengan pembangunan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, aku sangat menikmati hari-hari baruku menjadi mahasiswa Desain Interior yang sangat amat terasa berat dan jauh dari bayanganku ketika masih menjadi murid SMA. Aku juga enjoy dan excited dengan tugas-tugas unik yang dosenku berikan. Juga teman-temanku yang sangat kooperatif saling membantu jikalau ada yang mengalami kesulitan seperti tidak adanya ide dalam berkreativitas atau lemahnya skill menggambar. That was fun. Termasuk aku sangat enjoy dengan jam tidur yang setiap harinya berkurang karena tugas yang dikejar tidak akan selesai jika dikerjakan dengan waktu jam tidur normal.


Sedikit flashback.....

Minggu, 2 Januari 2011
Di akhir semester 5, atau lebih tepatnya menginjak tahun ke 3 masa perkuliahan, aku mendapat kabar bahwa ayahku tiba-tiba sakit. Aku yang kala itu sedang mengerjakan tugas Desain Furnitur seharian keliling mencari bahan untuk membuat sofa dengan ardyta dan diajeng, teman satu kelompokku. Tidak ada firasat apapun, hanya saja aku merasa bahwa hari itu aku ingin di rumah dan tidur. Mereka menyemangatiku dan mengingatkanku bahwa tugas harus tetap berjalan bagaimanapun keadaannya, sekalipun kemalasanku. Hehehehehe
Kita habiskan waktu untuk menyelesaikan semuanya karena memang deadline pengumpulan yang hanya tinggal beberapa hari lagi. Ditambah ada tugas besar Desain Interior 4 yang berjumlah 6 sks harus selesai dalam beberapa hari juga.
Sampai pada Minggu sore, aku dan 2 temanku sedang di mobil jalan menuju pulang setelah survey tempat workshop untuk membuat sofa, aku mendapat telfon dari salah satu tanteku yang mengabarkan bahwa keadaan ayahku tiba-tiba drop dan tidak sadarkan diri. Aku yang kala itu sangat santai menerima kabar itu, tanpa berkomentar apapun karena merasa tidak enak dengan 2 temanku. Dan setelah itu aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku memilih untuk tidur dan meninggalkan pempek yang aku beli di depan perumahan yang harusnya aku makan selagi panas. Aku bangun kira kira jam 9 malam, itupun karena kaget ketika mendengar telfon rumah berdering berulang ulang. Setelah aku tunggu tidak ada telfon lagi dan aku memutuskan untuk melanjutkan tugas Desain Interiorku yang rencananya akan aku print besok pagi, sekaligus aku ada janji dengan dosenku untuk asistensi.
Tiba-tiba aku ingat bahwa Blackberry-ku sama sekali tidak bersuara. Setelah aku cari, dan ternyata masih ada di dalam tasku, dalam keadaan layar mati. Aku charge dan langsung aku nyalakan. Dan banyak sekali bbm, sms yang aku baru buka. Tidak lama, salah seorang sepupuku yang sangat amat jarang menelfonku tiba-tiba menelfonku dan mengajakku ngobrol sangat lama sekali. Yang akhirnya aku tahu bahwa ia mengalihkan perhatianku agar aku jangan sampai tahu bahwa ayahku, yang dikabarkan kritis tidak sadarkan diri sore tadi telah pergi.
Justru kabar itu aku dapatkan dari adikku sendiri yang telfon tanpa suara dan sepatah katapun. Hanya suara isakan tangis banyak orang dan suara lantunan surat Yasin. Dan aku seketika menebaknya bahwa ayahku tidak ada.
Bingung...
Seketika pikiranku untuk berkuliah buyar. Semangatku, support jasmani rohaniku telah pergi. Dan seketika aku tidak ingin berurusan dengan tugas-tugasku. Akupun melupakan wisudaku. Yang aku inginkan saat itu adalah bertemu ayahku dan meminta maaf padanya bahwa aku tidak bisa melanjutkan semuanya. Aku tidak bisa melakukan apapun tanpa beliau.

Seminggu berlalu, nilai-nilai tugasku keluar, dan surprisingly nilai nilai yang keluar bukan nilai C atau D. Melainkan B dan AB. Siapa lagi kalau bukan teman-temanku yang membantuku menyelesaikan tugasku. Rasanya berjalan memasuki kampuspun aku tidak sanggup. Tujuan utamaku hingga bertahan sejauh itu adalah ayahku. Aku pikir buat apa aku lanjutkan, toh ayahku tidak melihatku.

Satu semester aku lewati, dan entah kenapa aku masih berkuliah. Hanya saja yang aku lakukan tidak maksimal. Hingga aku melewatkan beberapa semseter hingga hampir 8 Tahun lamanya aku berkuliah.

Pada suatu hari aku sadar bahwa kelulusanku adalah janji besar yang harus aku tepati. Setidaknya untuk ibuku yang masih hidup. Aku rasa juga tidak ada salahnya aku perjuangkan kuliahku hingga aku wisuda. Aku tekadkan untuk menyelesaikan Tugas Akhirku walaupun dengan rasa berat karena passionku di dalam Interior hilang begitu saja. Partner berjuangku untuk meraih kelulusan yaitu Levina dan Ranisya yang selalu meracuniku dan memberikan semangatnya bahwa kelulusan harus dikejar.

Finally,
Aku lulus. Aku wisuda.....
Walaupun sebelum itu banyak sekali cerita. Aku sendiri tidak mengetahui bahwa aku lulus dan dapat mengikuti wisuda minggu depan. Sampai pada saat dosenku sendirilah yang menelfonku ke kantor dan kebetulan yang mengangkat saat itu adalah orang kantorku, mengabarkan bahwa aku lulus dan harus segera membayar biaya wisuda, juga menandatangani ijazah.
Hahahahahaha betapa konyolnya diriku hingga menolak menerima berita bahagia itu kemarin-kemarin. Aku sendiri tidak terlalu yakin bahwa dosen-gantengku (pak pras) memberikan jalan untukku.
Pada waktu itupun aku sedang ada meeting dengan customer dari pagi hingga baru sampai rumah pukul 7 malam, dan ibuku sudah menyiapkanku kejutan dengan membuatkanku kue. Katanya sih saking senengnya waktu tahu aku bukan hanya sekedar lulus, tapi beneran wisuda.

Sedikit cerita dariku yang betapa menyia-nyiakannya waktu 7 tahun ini hanya untuk hal-hal yang tidak jelas hingga mengabaikan kuliahku. Semoga jangan jadi inspirasi untuk siapapun terlebih generasi muda di luaran sana karena aku sendiri sangat malu atas apa yang aku lakukan 😊
Kalau bisa sih 4 tahun kuliah ya 4 tahun aja. Jangan lebih hehehe apalagi hampir 8 tahun. Kebayang kan berapa uang yang aku habiskan untuk membayar uang semesteran. Apalagi menghabiskan uang untuk berlembar-lembar print kertas gambar A0 bagi mahasiswa desain seperti aku.

Oh iya, sengaja aku wisuda tidak berdandan atau memakai baju spesial. Aku pikir hanya ingin meluapkan rasa syukurku dengan hal yang sederhana. Tidak lupa aku datang ke makam ayahku di pagi buta sebelum berangkat ke gedung ITS untuk mengikuti prosesi wisuda.

Taken by Ranisya - Seperjuangan Tugas Akhir



IBU NEGARAKU




Finally ya yah.....
Satu hutangku selesai. Masih banyak hutang lainnya yang harus segera aku penuhi.
Walaupun tidak ada gelar cumlaude, atau embel embel mahasiswa terbaik, setidaknya aku berjuang untuk menyelesaikan ini semua.
Satu yang ayahku sering bilang adalah "percayalah bahwa sekecil apapun hal positif yang kita lakukan, akan lebih bermakna dibandingkan tidak melakukan apapun"

*****************

Thank You Guys, siapapun yang sudah mampir dan meluangkan waktunya untuk membaca curhatan hidup penuh sia-siaku. Hehehehe
Semoga ada hal yang dipetik dari cerita ini, walaupun aku yakin kayaknya kok gak ada ya. Heehehe




 
 Love, Ayunda Novi Sisviawati, ST
😂😂😂




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati Hutan Tropis di Pulau Malenge

Malaysia staycation : ITINERARY MELAKA DALAM SATU HARI

Goa-goa di Selatan Jawa Ini Wajib Kamu Kunjungi